Ada Pelajaran yang Bisa Dipetik di Balik Dua Pemain Arema FC yang Reaktif Rapid Test

Editor Logo Arema FC./twitter arema.
Silahkan bagikan

VISI.NEWS – Dokter tim Arema FC akhirnya angkat bicara mengenai hasil reaktif terhadap rapid test dua pemain tim tersebut beberapa waktu lalu.

Dokter tim Arema, dr. Nanang Tri Wahyudi, mengungkapkan hasil reaktif berdasarkan rapid test tersebut tak perlu disikapi berlebihan, apalagi sampai panik. Mengingat bila memang terpapar virus, tubuh akan memproduksi antibodi yang akan bertahan beberapa waktu.

“Jadi kendati virusnya sudah mati, hasil rapid test bisa tetap positif,” ucap dr. Nanang, pada Selasa (16/6), seperti dilansir Okezone.com.

Nanang menambahkan, telah memastikan kedua pemain Singo Edan – julukan Arema FC tersebut, telah menjalani pemeriksaan lanjutan untuk mengecek kondisinya. Namun, pihaknya memastikan hanya melakukan pemeriksaan satu kali terhadap kedua pemain tersebut.

“Tidak ada rencana untuk mengulang. Setahu saya, yang perlu diulang itu adalah yang hasil swab test-nya positif,” tuturnya.

Meski demikian, Nanang tetap mengingatkan seluruh elemen tim untuk tetap mewaspadai penyebaran virus corona. Menurutnya, ada pelajaran yang dapat diambil oleh seluruh pihak terutama masyarakat umum, dari hasil tes rapid tersebut.

“Ini kan bukti bahwa atlet, yang notabene berada dalam kondisi fit, tetap bisa terkena virus juga,” ucapnya. @fen

Baca Juga :  Polresta Bandung dan Polda Jabar Gelar Simulasi Pengamanan Pemilu 2024

Fendy Sy Citrawarga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Penyerang Novel Siram Air Keras Karena Dendam Kasus Walet

Sel Jun 16 , 2020
Silahkan bagikanVISI.NEWS – Terdakwa Rahmat Kadir Mahulette menyebut motif dirinya melakukan penyiraman air keraskepada Novel Baswedan dilandasi kebencian dan dendam. Penyiraman itu juga terkait kasus dugaan penganiayaan pencuri sarang burung walet di Bengkulu pada 2004 silam saat Novel bertugas sebagai polisi. Rahmat menilai Novel lupa kacang pada kulit ketika sudah menjadi penyidik Komisi Pemberantasan […]