FPI Meluruskan Makna 'Revolusi' Jika Habib Rizieq Pulang ke RI

Editor Habib Rizieq Shihab./youtube front tv/via detik.com
Silahkan bagikan

VISI.NEWS – Front Pembela Islam (FPI) meluruskan makna dari ‘revolusi’ yang akan dilakukan Habib Rizieq Syihab bila sudah tiba di Tanah Air. FPI menilai revolusi bukan berarti kudeta.
Sebagaimana diketahui, pernyataan soal Habib Rizieq akan memimpin revolusi pertama kali diucap oleh Ketua Umum FPI Ahmad Shabri Lubis. Sahbri menyebut Habib Rizieq akan segera pulang ke Indonesia dan memimpin revolusi.
“Imam besar Habib Rizieq Syihab akan segera pulang ke Indonesia untuk memimpin revolusi,” kata Shabri dari atas mobil komando aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja, di patung kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa (13/10/2020).
Rencana revolusi itu disoal oleh beberapa pihak. Namun, FPI mencoba meluruskan maksud revolusi atau ‘tsaurah’ dalam bahasa Arab itu.
Ketua DPP FPI, Slamet Maarif, mengatakan dalam literatur Arab, diksi ‘tsaurah’ itu bermakna revolusi bukan kudeta. Menurutnya, mereka yang mengaitkan kepulangan Habib Rizieq Syihab (HRS) dengan persoalan hukum disebut telah gagal paham.
“Nah keliatan lagi dah satu variabel yang akan menghalangi kepulangan IB HRS (Imam Besar Habib Rizieq Syihab) dengan mengaitkan ke persoalan hukum (kudeta). Mereka nggak bisa bedain revolusi dengan kudeta dalam literatur Arab. Padahal ‘tsauroh’= revolusi, ‘inqilaab’= kudeta,” kata Slamet, kepada wartawan, Sabtu (17/10/2020), seperti dilansir detik.com.
“Jelas-jelas pakai bahasa ‘tsaurah’ masih dibilang kudeta. Gagal paham tuh mereka,” imbuhnya.
Menurut Slamet, ‘tsaurah’ versi FPI adalah revolusi akhlak yang berarti perubahan cepat dan menyeluruh terhadap pejabat dan rakyat Indonesia berdasarkan akhlak Rasulullah saw. Tentunya, kata dia, perubahan itu akan dilakukan dengan cara konstitusional dan tidak melanggar HAM.
Sementara itu, Sekretaris Umum FPI, Munarman, mengungkapkan makna revolusi yang akan dipimpin Habib Rizieq Syihab jika tiba di Indonesia. Munarman menyebut revolusi itu adalah revolusi akhlak.
“Soal pernyataan bahwa Habib Rizieq akan pimpin revolusi, saya juga mau katakan sekarang ini Pak Jokowi mengatakan revolusinya adalah revolusi mental, kenapa ketika Habib Rizieq mengeluarkan kata revolusi, memimpin revolusi itu dipersoalkan? Jadi secara per definisi, revolusi itu adalah perubahan yang cepat itu yang dimaksud, perubahan cepat dalam soal apa? Kalau rezim Pak Jokowi dengan pimpinan Pak Jokowi membuat slogan revolusi mental, maka Habib Rizieq menyuarakan, dan membawa, serta akan memimpin revolusi akhlak,” kata Munarman, seperti dilihat di YouTube Front TV, Minggu (18/10/2020).
Munarman menjelaskan, revolusi akhlak itu mengubah perilaku agar meneladani sikap Nabi Muhammad saw. Dia mencontohkan revolusi akhlak seperti mengubah perilaku orang yang tadinya sering berbohong menjadi tidak berbohong dan yang tadinya sering meninggalkan salat jadi sering salat.
“Akhlak seperti apa? Menjadi akhlak kepada Rasulullah, akhlak yang berdasarkan Alquran dan Assunnah, akhlak yang dari orang suka bohong direvolusi jadi tidak bohong, orang yang tidak suka salat menjadi orang yang suka salat, orang yang suka khianat jadi tidak khianat, itu yang mau diajak oleh Habib Rizieq, revolusi orang yang terjajah menjadi tidak tertindas, orang yang dizalimi jadi orang yang bebas dari penzaliman,” jelasnya.
“Itu tidak ada persoalan, cuma caranya upaya dipercepat dan Habib Rizieq akan melakukan itu, sebetulnya kata-kata revolusi atau apa ini ketakutan-ketakutan karena memang status quo yang ada coba dipertahankan baik oleh penguasa, maupun taipan-taipan, cukong-cukong, yang menikmati keuntungan struktur sosial politik ekonomi yang ada ini, saya kira upaya melesetkan, menggiring opini supaya miss leading terhadap kata-kata revolusi ini yang harus dicegah, karena Bung Karno juga mencetuskan kata-kata revolusi, kemudian Pak Jokowi juga menyatakan kata-kata revolusi, jadi kata-kata revolusi tidak ada yang salah, karena dia perubahan yang cepat,” sambungnya.
Munarman juga menanggapi pernyataan sejumlah pihak yang menganggap kalau revolusi yang digaungkan FPI adalah tindakan makar. Menurut Munarman, orang yang menganggap revolusi Habib Rizieq makar adalah orang yang takut posisi kuasanya digeser.
“Makar itu beda lagi, kalau makar sudah ada diatur di KUHAP Pasal 104,106, dan 107, jadi itu upaya-upaya di konstitusi kita, di sejarah kita ada 3 presiden yang digantikan tanpa melalui proses Pemilu, yaitu dari Soekarno ke Soeharto, kemudian Gusdur kemudian Megawati, kemudian dari Soeharto ke BJ Habibie itu semua nggak pakai Pemilu, Soekarno turun karena pertanggungjawaban ditolak oleh MPR, Soeharto mengundurkan diri, Gus Dur digulingkan DPR dan diganti ke Mega. Jadi kalau dicoba-coba digiring untuk hal-hal ke seperti itu saya kira ada pihak-pihak tertentu yang ketakutan sendiri kehilangan jabatannya, saya kira begitu,” tuturnya.
Detikcom sudah menghubungi pengurus FPI untuk mengutip pernyataan Munarman yang diunggah di YouTube Front TV. Ketua DPP FPI, Slamet Ma’arif telah mengizinkan video itu untuk dikutip. @fen

Baca Juga :  Terobosan Program "Jabar Nyaah ka Jamaah", Tes PCR Gratis bagi Calon Jemaah Haji

Fendy Sy Citrawarga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Masjid Nabawi di Madinah Saksi Dimulai Kembalinya Salat di Raudah

Sen Okt 19 , 2020
Silahkan bagikanVISI.NEWS – Masjid Nabawi pada Minggu, 18 Oktober 2020 menjadi saksi fase kedua dimulainya kembali salat secara bertahap di dalam Al-Raudah Al-Syarifah (area antara makam Nabi Muhammad dan mimbar) dan salam Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya yang dilaksanakan melalui sesuai yang dijadwalkan dan sesuai dengan kapasitas Al-Rawdah Al-Sharifah. Hal […]