VISI.NEWS |BANDUNG – Pembangunan proyek Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KCJB) fase awal, akan memiliki empat stasiun untuk melayani penumpang dalam fase awal yaitu Stasiun Tegalluar, Padalarang, Karawang dan Stasiun Halim.
Kepada VISI.NEWS, Senin (25/10/21), Anggota DPRD Proconsul Jawa Barat (Jabar), Haji Kusnadi mengatakan,
empat stasiun yang melayani penumpang itu merupakan pola integrasi. Stasiun Padalarang misalnya, stasiun ini dihadirkan untuk dijadikan sebagai stasiun hub yang bersisian dengan jalur eksisting KAI di Padalarang.
“Hadirnya Stasiun Padalarang, dinilai akan meningkatkan konektivitas yang nyaman bagi penumpang yang ingin meneruskan perjalan kereta cepat ke Kota Bandung dan Kota Cimahi,” katanya.
Selain itu, lanjut Kusnadi, stasiun hub Padalarang dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, salah satunya adalah demografi, komersial dan infrastruktur di area Padalarang yang memadai, dan untuk menyasar penumpang yang berasal dari Bandung bagian Barat.
“Letak stasiun hub Padalarang, berada di sebelah barat stasiun KA Padalarang, dan penumpang yang akan menggunakan jasa transportasi KCJB akan disediakan
KA Feeder menuju stasiun Kota Cimahi dan Kota Bandung,” ujarnya.
Menurut Politikus Golkar ini mengungkapkan, KA Feeder diketahui menggunakan rangkaian KRD yang didesign seperti KA Bandara, dan pemberangkatan KA Feeder ini hanya setiap 20 menit pada jam sibuk dan 30 menit di luar jam sibuk. Terkait durasi perjalanan dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung berkisar 18 menit namun jika berhenti di Stasiun Cimahi maka durasi perjalanan menjadi 22 menit.
“Perjalanan yang sangat cepat sehingga sangat membantu efektivitas penumpang dalam berpergian atau beraktivitas, dan saya yakin mode transportasi ini akan menjadi primadona di Jabar,” ungkap Kusnadi.
Selain Stasiun Hub Padalarang, ada Stasiun Tegalluar, stasiun ini diharapkan dapat menyasar penumpang di Bandung bagian Timur. Dan stasiun ini nantinya, akan terhubung dengan Bus Rapid Transit dan juga taxi.
“Stasiun KCJB di Tegalluar memiliki kemudahan aksesibilitas, mulai dari exit tol Padaleunyi arah Jakarta dan aksesibilitas dari dan menuju Gelora Bandung Lautan Api,” paparnya.
Kusnadi menambahkan, pada fase pertama pengoperasian KCJB, Stasiun Walini diketahui belum dimasukkan menjadi stasiun pelayanan, pasalnya pihak pengelola mempertimbangkan aspek komersial dan mengingat saat ini PT KCIC sedang melakukan upaya efisiensi dengan mengurangi potensi cost overrun.
“Meski terjadi penundaan pembangunan Stasiun Walini, bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini dibatalkan, sepengetahuan, PT KCIC tetap akan melakukan pembangunan Stasiun Walini di fase selanjutnya,” pungksnya.@eko