VISI.NEWS – Keuntungan yang didapat dari hasil biaya tes PCR Covid-19 terbilang besar dan bahkan disebut bisa sampai beli pesawat pribadi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Hersubeno Arief yang mengakui ada keterlambatan penurunan harga tes PCR di Indonesia.
Memang, proyek ini telah berjalan selama lebih dari satu setengah tahun, di mana para pemain di sektor pengujian PCR sangat diuntungkan dari peristiwa pandemi ini.
Bahkan, Hersubeno Arief mengungkapkan ada importir tes PCR di Indonesia yang membeli pesawat pribadi karena untung besar.
Setidaknya informasi ini didapat dari mantan sekretaris menteri BUMN, Muhammad Said Didu.
Dalam kesempatan ini juga diperlihatkan bagaimana pernyataan Said Didu menyinggung jumlah uang beredar dari tes PCR di Indonesia.
Menurutnya, di antara pihak-pihak tersebut ada yang berusaha memanfaatkan mahalnya fasilitas kesehatan di tengah pandemi.
“Bayangkan, berapa keuntungan mereka selama ini, besar, gila-gilaan. Mereka selama ini berhasil mengeruk keruntungan, kata Said Didu ada importir PCR yang bisa beli pesawat pribadi,” tutur Hersubeno Arief, sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari YouTube FNN TV.
Ia mencontohkan biaya PCR di Indonesia yang dipatok Rp 900.000 dengan hasil selama 24 jam, dan Rp 1,5 juta jika ingin hasil yang cepat yaitu 1 x 24 jam.
“Ini bisnis yang sangat besar, kalau setahun ada yang PCR 20 juta orang, itu bisa besar sekali,” kata Hersubeno Arief.
Sebelumnya, pemerintah resmi menurunkan tarif tes PCR di Indonesia. Langkah itu diambil di tengah gejolak harga tes PCR di India yang beberapa kali lebih murah daripada di Indonesia.
Gejolak ini baru-baru ini melibatkan Presiden Jokowi, dan meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi untuk segera menyesuaikan harga tes PCR.@mpa/kb