Jika Gempa Megathrust Terjadi, 22 Desa di Tujuh Kecamatan di Garut Selatan Terancam

Editor Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman saat memberikan arahan pada kegiatan rakor penanganan potensi gempa megathrust dan tsunami dengan ketiggian 20 meter di Aula Madrasah Maarif, Kecamatan Cikelet./visi.news/zaahwan aries andhika
Silahkan bagikan

VISI.NEWS – Pemkab Garut menyikapi hasil riset yang dilakukan pihak Institut Teknologi Bandung (ITB) terkait potensi gempa bumi dengan Magnitudo 9,1 yang dapat memicu tsunami hingga 20 meter secara serius. Rapat koordinasi pun telah dilaksanakan sebagai langkah antisipasi kemungkinan munculnya bencana dahsyat tersebut.

“Pemkab Garut telah menggelar rapat koordinasi untuk menyikapi hasil riset pihak ITB terkait potensi gempa dengan Magnitudo 9,1 yang bisa memimbulkan tsunami berketinggian 20 meter tersebut. Ini penting kita laksanakan sebagai langkah antisipasi,” kata Helmi, Senin (5/10).

Dikatakannya, dari hasil rapat koordinasi yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sedikitnya terdapat 22 desa yang tersebar di tujuh kecamatan yang ada di sepanjang bentangan pesisir pantai selatan yang terancam ketika bencana tersebut terjadi.

Di wilayah Kecamatan Cibalong, terdapat lima desa yang akan terdampak, di Pameungpeuk ada empat desa, di Cikelet ada empat desa, dan di Kecamatan Mekarmukti ada tiga desa. Selain itu, tambahnya, di Kecamatan Caringin terdapat empat desa yang terancam, di Kecamatan Bungbulang dan Pakenjeng, masing-masing terdapat satu desa.

Menurut Helmi, adanya hasil riset ini memang patut diwaspdai secara serius sekaligus dilakukan upaya-upya antisipasi. Namun demikian ia meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak menyikapi dengan kepanikan yang berlebihan.

“Saya imbau warga tetap tenang, tetapi tingkatkan kewaspadaan. Jangan terlalu panik, tetapi juga jangan sampai berleha-leha,” ujarnya.

Helmi menyampaikan keprihatinannya di tengah masa pandemi Covid-19 ini, warga Garut masih harus dibuat khawatir dengan adanya ancaman bencana yang tak bisa dianggap enteng. Jika benar sampai terjadi bencana gempa bumi dengan Magnitudo 9,1 dan menimbulkan tsunami hingga 20 meter, tentu akan sangat besar dampak yang akan ditimbulkannya.

Baca Juga :  Bupati Ciamis Berharap Sektor Pariwisata Menaikkan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Helmi pun meminta warga Garut untuk senantisa bersabar dan terus memanjatkan doa dengan penuh keyakinan. Menurut dia, Allah pasti akan menetapkan hal yang baik untuk hamba yang beriman da bertakwa kepada-Nya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Firman Karyadin, menambahkan, berbagai langkah antisipasi akan dilakukan pihaknya menyikapi hal ini. Salah satunya dengan terus memberikan edukasi tentang megathrust kepada masyarakat.

Firman menyampaikan, tidak bisa dimungkiri yang disimpulkan oleh masyarakat dari informasi yang beredar saat ini bahwa gempa megathrust sebagai sesuatu yang baru dan akan segera terjadi dalam waktu dekat, berkekuatan sangat besar, dan menimbulkan kerusakan serta tsunami dahsyat. Meski pemahaman seperti ini kurang tepat, tetapi edukasi tetap harus diberikan kepada masyarakat selatan Jawa khususnya agar selalu waspada.

“Paling tidak kita bisa bersama-sama mempersiapkan sarana prasarana untuk meminimalisasi dampak kerusakan maupun korban, mulai mempersiapkan jalur evakuasi hingga tempat aman, dan hal lainnya. Pokoknya, kita akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan,” ucap Firman.

Sebelumnya, Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengugkapkan setelah dilakukan pendataan, di wilayah selatan Garut sedikitnya terdapat 5.000 rumah yang berdiri dan ditinggali sekira 25 ribu warga yang akan terdampak jika gempa megathrust dan tsunami setinggi 20 meter benar-benar terjadi. Pemkab Garut pun dalam waktu dekat akan menggelar simulasi bencana untuk melatih kesiapan warga.

Rudy berharap, dengan adanya simulasi, warga sudah memiliki kesiapan apabila suatau saat bencana benar-benar terjadi. Mereka sudah paham betul, apa yang harus dilakukan dan ke mana mereka harus berlari untuk menyelamatkan diri.

Rudy juga menyampaikan, saat ini dari tujuh unit alat peringatan dini tsunami (EWS) yang terpasang di wilayah selatan Garut, hanya dua unit yang masih berfungsi dengan baik. Sedangkan yang lima unit lainnya saat ini dlam kondisi rusak. Pihaknya telah mengajukan penambahan liuma unit EWS agar sistem peringatan bisa berjalan dengan epektif.@zhr

Baca Juga :  Ronald Koeman Optimistis Tetap Latih Barcelona

Fendy Sy Citrawarga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

61884 KPPS, Siap Direkrut KPU Kab Bandung

Sen Okt 5 , 2020
Silahkan bagikanVISINEWS –– 65 hari menjelang Hari Pemungutan Suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung Tahun 2020, KPU Kabupaten Bandung akan merekrut petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Hal itu akan diumumkan KPU dengan akan dibukanya rejrutmen anggota KPPS. Pendaftaran akan dimulai pada tanggal 7 Oktober 2020 sampai dengan 13 […]