Meski 19 Daerah Nol Kasus, Ganjar Minta Bupati/Walikota Perketat Prokes dan Percepat Vaksinasi

Editor Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat Rapat Penanganan Covid-19 di Kantor Gubernur./visi.news/ist.
Silahkan bagikan

VISI.NEWS | JAWA TENGAH – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyambut gembira laporan penanganan pandemi di Jawa Tengah yang terus menunjukkan hasil positif. Bahkan pada 31 Oktober kemarin, ada 19 daerah di Jawa Tengah yang mencatatkan nol kasus penularan. Sementara daerah lain, penularan kasusnya juga sangat sedikit, satu sampai tiga belas kasus saja. Kabar ini disampaikan dalam paparan saat Rapat Penanganan Covid-19 di Kantor Gubernur, Senin (1/11/2021).

Kesembilan belas daerah yang disebut nol kasus Covid-19 pada paparan itu adalah Wonosobo, Temanggung, Tegal, Sragen, Semarang, Rembang, Pemalang, Pekalongan, Kudus, Kota Tegal, Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kota Pekalongan, Kota Magelang, Karanganyar, Grobogan, Demak, Boyolali dan Banjarnegara.

Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno dalam paparannya mengatakan, kondisi penanganan Covid-19 memang sudah membaik. Pada 31 Oktober lalu, penambahan kasus baru hanya 54 orang.

Positivity rate di Jateng saat ini juga tinggal 0,70 persen saja. Hal ini membuat banyak ICU dan tempat isolasi baik di rumah sakit maupun isolasi terpusat yang kosong. Hingga saat ini, BOR ICU di Jateng hanya 5,57 persen dan BOR isolasi hanya 1,95 persen,” ucapnya.

Pencapaian ini salah satunya karena capaian vaksinasi, Sumarno mengatakan jika vaksinasi dosis pertama yang sudah mencapai 60,16 persen dan dosis kedua 34,33 persen dan dosis ketiga untuk tenaga kesehatan sejumlah 93,58 persen.

Meski pencapaian vaksin menunjukkan hal yang bagus. Namun masih ditemukan ada beberapa kabupaten yang vaksinasinya masih di bawah 40 persen. Menurut Kepala Dinkes Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo, hal ini terjadi karena beberapa penyebab.

Beberapa faktor yang membuat rendahnya jumlah vaksinasi antara lain; sasarannya masih sulit diajak vaksinasi, terbatasnya jumlah vaksinator dan jumlah faskes yang melayani vaksinasi serta masih lemahnya komitmen sebagian pemerintah daerah.

Baca Juga :  IIBF 2023 Resmi Dibuka, Dimeriahkan oleh Tamu Kehormatan Korea

Kesadaran vaksinasi yang masih rendah bisa terjadi di beberapa daerah karena terbatasnya akses, misalnya lansia.

“Lansia ini memang agak lambat. Lalu juga difabilitas, ibu hamil, penderita komordibitas. Ini memang kecepatannya (beda) seperti yang lain,” sambung Yuli.

Melihat kondisi ini, menurut Yuli, strategi jemput bola dalam upaya penjangkauan peserta vaksinasi harus dilaksanakan secara simultan dan bersama-sama. Yuli melihat banyaknya kolaborator untuk membantu percepatan vaksinasi sebagai potensi yang perlu lebih diefektifkan.

“Akhir-akhir ini masih banyak yang ingin membantu sebagai kolaborator. Tetapi saya sarankan jangan mendirikan sentra vaksin lagi di kota. Tapi pelayanan jemput bola ke komunitas,” ujarnya.

Di tengah rasa gembira atas penurunan jumlah kasus Covid-19 yang sangat signifikan di Jawa Tengah ini, Ganjar tetap mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada. Menurut Ganjar, meski nol kasus namun tidak menutup kemungkinan adanya penularan. Faktanya, masih banyak orang keluar masuk dari berbagai daerah.

Salah satu wujud kewaspadaan itu adalah dengan tetap disiplin protokol kesehatan dan mempercepat vaksinasi bagi seluruh masyarakat Jawa Tengah. Ganjar meminta semua Bupati/Wali Kota untuk mengawal dan memastikan dua hal itu dilakukan.

“Makanya saya meminta pada Bupati/Wali Kota tetap waspada dengan tetap disiplin protokol kesehatan. Sampai Desember kita kebut vaksin, masker tidak boleh dicopot, semua tempat publik yang ada harus prokes dan Satpol PP bersama TNI/Polri harus tetep jalan untuk patroli. Edukasi harus terus dilakukan sambil menunggu vaksin selesai,” tegasnya. @Andi S

M Purnama Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Ganjar Pastikan Sekolah Non Kluster Covid-19 PTM-nya Tetap Jalan

Sen Nov 15 , 2021
Silahkan bagikanVISI.NEWS | JAWA TENGAH – Penghentian pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah sekolah di Kota Semarang akibat ditemukan kasus penularan Covid-19 di sekolah, disikapi positif Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. “Pokoknya SOP-nya ditutup kayak yang di Solo itu. Langsung tutup dua minggu, terus dievaluasi,” ujar Ganjar Pranowo usai rapat […]