VISI.NEWS – Di tengah merebaknya Covid – 19 yang berdampak pada pembatasan aktivitas di lingkungan kampus Kentingan, pada Sabtu (26/6/2021), Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo tetap menggelar wisuda lulusan program pascasarjana, sarjana, program spesialis dan sekolah vokasi secara luring serta daring.
Sebagian besar dari 907 orang wisudawan dari 11 fakultas, mengikuti wisuda periode III tahun 2021 di rumah masing-masing didampingi orang tua, suami atau istri dengan memindahkan kuncir.
Hanya 13 orang wisudawan dengan prestasi terbaik yang mewakili 11 fakultas, diwisuda secara luring dan mereka melakukan peragaan busana bernuansa tradisional Nusantara dengan tema “Indonesia Satu”.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Ahmad Yunus, melaporkan, di antara para wisudawan terdapat 366 orang yang lulus dengan predikat cumlaude atau dengan pujian.
Selain lulusan dengan predikat cumlaude, menurut Prof. Ahmad Yunus, pada wisuda kali ini ada seorang wisudawan dengan capaian luar biasa, yakni lulusan tercepat program doktor yang diraih Dr. Situ Asih dari program studi kajian budaya dengan masa studi 2 tahun 9 bulan.
Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, ketika melepas para wisudawan, menyatakan, tantangan terbesar kita dalam menghadapi perubahan saat ini adalah kesanggupan menghadapi kesulitan dan keluar dari zona nyaman.
“Mindset tersebut harus kita bangun, terutama di kalangan generasi muda agar mampu beradaptasi dan menjemput berbagai perubahan yang terjadi.
Sejatinya, berbagai perubahan tata kehidupan baru yang terjadi di masa pandemi, adalah sebuah percepatan kondisi masa depan,” ujarnya.
Prof. Jamal, menekankan, para wisudawan sebagai alumni UNS yang hebat, sudah sepantasnya memiliki kemampuan menaklukkan kecemasan.
Masa krisis akibat pandemi, katanya, bukan alasan bagi anak muda terpuruk dan pasrah pada keadaan.
“Saat ini justru merupakan momentum menumbuhkan spirit kebangkitan, untuk berani berubah menjadi lebih kreatif dan inovatif, dengan memaksimalkan peluang yang ada di depan mata kita,” tandasnya.
Mengawali prosesi wisuda luring di Auditorium GPH Haryo Mataram, sebanyak 13 wisudawan dengan prestasi terbaik menampilkan peragaan busana dengan corak tradisi berbagai daerah di Nusantara.
Para wisudawan yang tetap mengenakan toga, menggunakan aksesori fashion carnival dengan kekhasan identitas busana tradisional daerah, di antaranya berupa kostum Garuda, kostum nuansa adat Aceh, Minangkabau, Lampung, Betawi, Jawa, Bali, Dayak, Toraja, Minahasa, NTT, dan Papua. @tok