VISI.NEWS |TASIKMALAYA – Sekolah Menengah Tingkat Atas Negri 1 Kota Tasikmakaya (SATAS) kembali merebut prestasi dalam ajang ‘Short Movie Competition’, yang digelar oleh Universitas Nurtanio Bandung.
Torehan prestasi yang diukir itu telah menambah sederet keberhasilan yang diperoleh di berbagai event berbeda, baik lokal, regional hingga internasional.
Kegembiraan atas predikat juara satu dalam ajang tersebut, tak bisa disembunyikan. Hal ini terpancar dari seluruh jajaran sekolah.
Kepala sekolah SMAN) 1 Kota Tasikmalaya Drs. H. Anda Sujana, M.Pd. mengatakan bahwa pihaknya merasa tersanjung atas keberhasilan tersebut.
“Saya merasa tersanjung dengan torehan prestasi ini,” katanya di selasar sekolah Jl. Rumah Sakit, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (4/10/2021).
Ditambahkan konsultan konsep dan naskah sekaligus pembimbing, Deki Giatama, S.Pd. bahwa untuk kegiatan film di SATAS saat ini bisa disebut lagi trending.
“Mulai diproses dari bermain peran, tokoh utama, peran pembantu hingga alur ceritera, dan mereka (siswa siswi) ada kemauan untuk bermain,” cetusnya.
Dari situ, jelas Deki, tekad mereka begitu kuat untuk membuat sebuah film pendek. “Disinilah kita mulai belajar membuat film film pendek dan ikut serta dalam perlombaan,” cetusnya.
Diakuinya, sederet kegagalan demi kegagalan dalam berbagai ajang lomba serupa jadi pemicu untuk kebih meningkatkan performance.
“Dari kegagalan itu banyak belajar sehingga terus mengalami peningkatan. Dan akhirnya bisa berhasil,” ungkapnya.
Ditambahkan, bukti dari perjuangan itu saat mengikuti lomba film berdurasi pendek, di ‘Bangkit Milineal’ masuk nominasi. “Begitu juga di beberapa kejuaraan serupa lainnya,” cetusnya.
Dan yang terbaru kemarin, jelasnya, di Universitas Nurtanio Bandung merebut juara satu dalam ajang serupa.
Di tempat yang sama, Mohammad Fadhil Ihsan siswa kelas XII MIPA, yang juga sang pencetus ide ceritera menuturkan, diambilnya ceritera dalam film pendek tersebut di latar belakangi kondisi masyarakat saat ini.
“Saat pandemi kehidupan masyarakat berubah drastis. Saya mengambil ide dari sejumlah warga yang hidupnya terasa sulit,” kata Fadhil.
Dijelaskan, dari temuan yang terjadi di masyarakat dirangkai menjadi sebuah ceritera kemudian dikemas menjadi sajian film pendek.
“Dari situlah kita bisa meraih keberhasilan ini,” pungkasnya. @bik