Oleh H. Jaenudin, S.Sos
KISAH INI, pengalaman penulis, selaku salah satu seorang penanggungjawab pembangunan Mesjid Jami Nurul Abror RW 23, Mekarsari, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Setiap seminggu sekali selalu diadakan diskusi, evaluasi dengan ketua panitia pembangunan Mesjid Jami Nurul Abror serta jajarannya. Terkait sumber dana yang sudah masuk, dan terus terang saja, uang dan material lainnya untuk renovasi, pembangunan berasal swadaya masyarakat, termasuk modal awal renovasi, berasal dari kencleng mesjid.
Meski demikian, dengan tekad yang tulus dan ikhlas, sampai saat ini, program renovasi masih terus berjalan. Dan penulispun berpikir bahwa pengalaman ini bisa juga dialami oleh yang lainnya.
Sang Malaikat
Ketulusan dan keikhlasan membawa berkah, secara khusus di daerah tempat tinggal penulis, potensi sumber daya manusia cukup banyak, sehingga mendukung pembangunan renovasi yang sedang dilaksanakan. Namun tentunya segala program yang berkaitan dengan pembangunan apalagi saat ini dilakukan peningkatan mesjid dan madrasah menjadi dua lantai, memerlukan biaya yang tidak sedikit, khususnya untuk pembayaran para tenaga ahli.
Sementara untuk keperluan lainnya pengadaan bahan material berupa besi, batu split, pasir pasang dan beton, semen, selalu saja ada para dermawan tanpa pamrih, untuk membantu sesama warga masyarakat, penulis menyebutnya “Sang Malaikat” karena tidak disangka awal dan asalnya dari mana, tiba- tiba mereka datang secara spontan ke panitia dan bertanya, “Apa yang diperlukan untuk keperluan pembangunan mesjid ini? ” Dan tak tanggung – tanggung mereka tanpa ini, dan itu, siangnya atau paginya, setelah berdiskusi dengan panitia pembangunan, kebutuhan barang yang disampaikan dikirim full. Wajar saja, penulis menyebutnya, mereka adalah Sang Malaikat yang dikirim oleh sang khalik Allah SWT.
Hal ini membuat hati penulis terenyuh, mereka memohon tidak disebut namanya. Juga berpesan jika ada keperluan urgen lainya terkait dengan pembangunan mesjid dan madrasah, segera panitia pembangunan menelpon mereka (dermawan).
Kiranya tidak berlebihan penulis menyebut sang malaikat, dibanding penulis mendengar berita, bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) disebut-sebut sang malaikat atau manusia setengah dewa. Dan pada benak penulis, mereka datang tanpa dikabari, hanya entah bagaimana tiba- tiba, mereka sudah berada di area pembangunan renovasi mesjid dan madrasah.
Sebenarnya panitia pembangunan mesjid, telah mencoba berkirim proposal dalam bentuk PDF-nya kepada pemerintah daerah, namun sampai saat ini tidak ada ujung kabarnya, apakah akan dibantu stay tidak? Apakah dibantu dengan dimasukkan ke dalam APBD 2022, atau bagaimana? Tidak ada kejelasan. Jauh berbeda, ketika mereka melakukan kampanye dalam rangka perhelatan pesta demokrasi, untuk menjadi kepala daerah atau wakil kepala daerah, serta menjadi anggota legislatif ( DPR, DPRD TK I/ Provinsi maupun DPRD TK Kabupaten/ Kota) mohon maaf mereka dengan mudahnya membagi- bagikan uang, serta membuat janji manis kepada masyarakat. Tetapi ketika sudah jadi (jeneng) baik kepala daerah/wakil kepala daerah kebanyakan lupa atas janji – janji manisnya.
Meski demikian penulis bersyukur, ditengah situasi masih sulit, karena yang namanya wabah Covid 19, belum hengkang dari negara tercinta ini. Malahan secara resmi pemerintah telah memberlakukan PPKM menjelang Natal dan Tahun Baru 2022 dengan istilah level 3. Sementara sebagian anggaran negara, lebih banyak dianggarkan untuk pencegahan Covid-19. Walaupun pada kenyataannya, dari sebagian anggaran Covid, dan bantuan sosial lainnya, masih di korupsi oleh sebagian oknum pejabat. dan ternyata yang paling depan tampil dalam pembangunan sosial maupun keagamaan adalah para dermawan dengan tanpa pamrih mereka membantu warga masyarakat.
(Penulis, Ketua DKM Mesjid Jami Nurul Abror, RW 23 Mekarsari, Kelurahan Baleendah Kabupaten Bandung) .