KIPRAH: Keterbatasan Bukan Halangan bagi 5 Bocah SD ini untuk Tetap Semangat Menuntut Ilmu

Editor Tak luntur semangat menuntut ilmu meski memiliki keterbatasan./boombastis.com
Silahkan bagikan

VISI.NEWS – Berada dalam kondisi yang serba terbatas mungkin bagi sebagian orang dirasakan sebagai beban. Namun, apa yang dilakukan oleh anak-anak SD ini sungguh luar biasa. Mereka tetap bersemangat dan berusaha agar tetap bisa bersekolah meski harus berjuang lebih keras lebih dibanding teman-temannya yang lain.

Masa sekolah yang seharusnya diisi dengan keceriaan dan penuh tawa, harus dilalui dengan penuh perjuangan karena keterbatasan yang dimiliki.

Kisah anak-anak SD di bawah ini adalah potret nyata yang mengajarkan arti sebuah kerja keras yang sesungguhnya. Selengkapnya, simak ulasan berikut ini.

Dengan satu kaki bukan halangan

Fisik yang tak sempurna bukan menjadi penghalang bagi Stenly Yesi Ndun untuk tetap bersekolah. Bocah difabel asal Desa Tuapanaf, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara (NTT) itu hanya memiliki satu kaki sejak dilahirkan.

Meski demikian, ia tetap semangat pergi menimba ilmu dengan menggunakan tongkat kayu sebagai penyangga. Benda itulah yang menemaninya dalam perjalanan sejauh 1 kilometer.

Ke sekolah sambil jualan bakso pikul

Demi bekal untuk bersekolah, Erwin harus berjuang dengan berjualan bakso pikul yang dipanggulnya setiap hari.

Bocah berusia 7 tahun yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Muttaqien, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, Jawa Barat, tersebut hanya mendapatkan upah sebesar Rp 5-6 ribu dari bakso yang diambil dari tetangganya tersebut. Ia tetap tegar berjualan bakso meski kerap ditertawakan oleh teman-temannya.

Jualan cilok hingga larut malam

Sosok Putra sempat menjadi sorotan pada tahun 2019 lalu karena bersekolah sambil menjual cilok. Bocah yang berusia 12 tahun itu berjualan demi memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Ia merupakan yatim piatu, namun memiliki seorang kakak dan dua orang adik. Putra yang tinggal di daerah Pondok Aren, Tangerang Selatan ini kerap menjajakan ciloknya hingga larut malam.

Baca Juga :  PLN Gratiskan Penggantian kWh Meter yang Rusak Akibat Banjir

Semangat, meski harus merangkak

Kegigihan Abdul untuk menimba ilmu di sekolah memang sangat luar biasa. Di tengah keterbatasan fisik yang dialaminya, ia tetap semangat pergi menimba ilmu walau harus dengan cara merangkak.

Bocah yang bersekolah di SDN 10 Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, itu harus menempuh jarak sejauh tiga kilometer dari rumah hingga ke sekolahnya.

Tak malu berjualan es kucir

Perjuangan keras lainnya juga dirasakan oleh Teguh Niccolas Saputra, siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Banyurip, Kecamatan Jenar, Sragen, Jawa Tengah.

Demi membantu kedua orang tua dan mendapatkan uang saku, bocah yang akrab dipanggil Nicco itu berjualan es di sekolahnya sembari menimba ilmu.

Meski saban hari menggendong termos berisi es, ia tak merasa malu berjualan di antara teman-temannya.

Meski harus berjuang lebih keras dari rekan-rekan seusianya, perjuangan anak-anak SD di atas dalam menimba ilmu di sekolah sangat luar biasa. Impitan ekonomi dan keterbatasan secara fisik yang dialami, bukan menjadi penghalang bagi mereka untuk terus berusaha. Salut, sahabat! @fen/sumber: boombastis

Fendy Sy Citrawarga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

HUT ke-32, Sapma Pemuda Pancasila Bagikan Sembako dan Masker

Kam Okt 29 , 2020
Silahkan bagikanVISI.NEWS – Satuan Siswa Pelajar dan Mahasiswa (Sapma) Pemuda Pancasila melakukan aksi bagi sembako dan masker dengan tema ‘BERSAPMA BERBAGI’ kepada para pedagang, pemulung, pejalan kaki, dan masyarakat yang membutuhkan, Rabu (28/10/2020). Pembagian juga dilakukan ke yayasan yatim piatu yang ada Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Ketua Pengurus Sapma Pemuda Pancasila Kabupaten Bandung, […]