VISI.NEWS – Sebuah penelitian dari 614 tenaga kesehatan yang telah divaksinasi penuh di India menemukan penurunan signifikan antibodi penangkal Covid dalam empat bulan sejak suntikan pertama.
Penemuan ini dapat membantu pemerintah India memutuskan untuk menyediakan dosis tambahan seperti yang dilakukan sejumlah negara Barat.
Antibodi yang berkurang bukan berarti orang-orang yang diimunisasi akan kehilangan kemampuannya untuk melawan penyakit, selama sel penyimpanan masih bisa memberikan perlindungan substansial. Demikian dijelaskan direktur lembaga negara yang melakukan penelitian.
“Setelah enam bulan, kami dapat mengatakan kepada Anda lebih jelas apakah dan kapan dosis tambahan dibutuhkan,” jelas Sanghamitra Pati dari Pusat Penelitian Medis Regional, yang berbasis di kota timur Bhubaneswar, kepada Reuters, Selasa kemarin.
“Dan kami akan mendesak studi serupa di area yang berbeda untuk data pan-India,” lanjutnya, dilansir Reuters, Rabu (15/9).
Para peneliti Inggris mengatakan bulan lalu perlindungan yang ditawarkan oleh dua dosis vaksin Pfizer dan AstraZeneca mulai memudar di waktu enam bulan.
Penelitian India, diterbitkan di platform pracetak Research Square tetapi belum dilakukan peer-reviewed, adalah salah satu yang pertama dilakukan di negara tersebut yang melibatkan dua vaksin utamanya – Covishield, versi berlisensi dari AstraZeneca, dan Covaxin yang dikembangkan di dalam negeri.
Petugas kesehatan mengatakan walaupun mereka mempelajari ilmu yang berkembang tentang dosis tambahan, prioritasnya adalah untuk imunisasi penuh 944 juta orang dewasa di India. Lebih dari 60 persen penduduk telah menerima satu dosis vaksin dan 19 persen menerima dua dosis vaksin.
Kasus Covid dan kematian di India telah menurun tajam sejak puncak wabah lebih dari 400.000 infeksi di awal Mei. India telah melaporkan 33.29 juta kasus dengan total 443.213 kematian.@mpa/mdk